bondowosokab.go.id, BONDOWOSO - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bondowoso menggelar Rapat Koordinasi dan Sosialisasi Pelaksanaan Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Ruang Rapat Robusta 1, Sekretariat Pemkab Bondowoso, Jumat, (19/09/2025). Pertemuan ini merupakan langkah strategis untuk mempercepat pembentukan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) sebagai bagian dari program strategis nasional.
Kegiatan ini dihadiri oleh Sekretaris Daerah Bondowoso, Dr. Fathur Rozi, M.Fil.I, beserta perwakilan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FORKOPIMDA), para Asisten, Staf Ahli, dan Camat se-Kabupaten Bondowoso.
Dalam sambutannya, Sekda Fathur Rozi menyampaikan bahwa saat ini sudah ada 11 SPPG yang beroperasi melalui skema kemitraan, dan satu diinisiasi langsung oleh Kodim 0822 Bondowoso. Ia menambahkan, kebutuhan ideal Bondowoso adalah 60 hingga 70 SPPG untuk menjangkau seluruh wilayah. Untuk mencapai target tersebut, pemerintah daerah akan bekerja sama dengan Forkopimcam, Camat, Kapolsek, dan Danramil serta para Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) untuk melakukan pemetaan titik lokasi baru dan membentuk gugus tugas di tingkat kecamatan.
Sekda menegaskan bahwa semangat utama program MBG adalah investasi untuk generasi mendatang sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi sirkular di tingkat lokal. Menurutnya, satu SPPG dapat menciptakan perputaran uang harian sekitar Rp40 juta, yang jika dihitung selama 22 hari operasional per bulan, dapat mencapai ratusan juta rupiah.
Pihaknya juga menekankan pentingnya memberdayakan masyarakat lokal untuk memenuhi kebutuhan pangan, mulai dari beras, lauk-pauk, sayuran, hingga buah-buahan. Jika masyarakat mampu memenuhi kebutuhan ini, kesejahteraan di Bondowoso akan semakin meningkat. Lebih dari itu, satu SPPG juga diperkirakan dapat menyerap hingga 49 tenaga kerja, terutama kaum ibu, yang memungkinkan mereka bekerja lebih dekat dengan rumah.
Meskipun program ini membawa dampak positif, Sekda Fathur Rozi juga menekankan perlunya evaluasi berkelanjutan terhadap 13 SPPG yang sudah berjalan. Penguatan manajemen, peningkatan kualitas layanan, dan kepastian mutu menu harus menjadi prioritas utama.
Menu yang disajikan harus benar-benar sesuai aturan dan memberikan kenyamanan bagi anak-anak, ibu hamil, dan ibu menyusui, jangan sampai ada keterlambatan atau pelayanan yang kurang baik. Tujuan utama dari evaluasi ini adalah untuk memastikan program ini berjalan efektif dan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat, tanpa menimbulkan catatan negatif.
Tulis Komentar