bondowosokab.go.id, BONDOWOSO - Bupati Bondowoso, H. Abdul Hamid Wahid, M.Ag., menerima kunjungan Tim Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Perwakilan Jawa Timur dalam exit meeting pemeriksaan kinerja pendahuluan program penanggulangan tuberkulosis (TBC). Pertemuan ini diselenggarakan di Pringgitan Pendopo Raden Bagus Assra, Rabu (25/9/2025).
Exit meeting ini menandai berakhirnya proses pemeriksaan awal selama 25 hari oleh BPK RI terhadap kinerja Pemerintah Kabupaten Bondowoso dalam menanggulangi TBC untuk tahun anggaran 2024–2025. Hadir dalam kegiatan tersebut Wakil Bupati Bondowoso As'ad Yahya Safi'i, S.E., Sekretaris Daerah Dr. H. Fathur Rozi, M.Fil., serta sejumlah pejabat terkait dan perwakilan instansi kesehatan daerah.
Dalam sambutannya, Bupati Abdul Hamid Wahid menyampaikan apresiasi atas kehadiran dan kerja keras tim BPK selama proses pemeriksaan pendahuluan. Ia juga menyampaikan permohonan maaf apabila terdapat kendala dalam pemenuhan data dan dukungan teknis.
Bupati berharap hasil evaluasi BPK dapat menjadi bahan perbaikan yang konkret bagi Pemkab Bondowoso. Pemerintah Kabupaten Bondowoso berkomitmen menindaklanjuti hasil pemeriksaan BPK demi peningkatan kualitas layanan kesehatan, khususnya dalam mengatasi TBC yang menjadi salah satu prioritas nasional.
Ketua Tim BPK RI Perwakilan Jawa Timur, Arianti, mengungkapkan bahwa pengendalian TBC telah menjadi fokus nasional sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto. Hal ini dikarenakan Indonesia menempati peringkat kedua terbesar di dunia dalam jumlah kasus TBC, dimana tren kasusnya cenderung meningkat.
Pada tahun 2025 ini, salah satu fokus dari Bapak Presiden Prabowo Subianto adalah pengembangan penyakit TBC Indonesia. Perkembangan di Indonesia itu jumlah kasusnya semakin meningkat. Pihaknya menambahkan bahwa Bondowoso dipilih karena posisinya yang terletak di tengah Jawa Timur, dengan harapan dapat menjadi contoh perbaikan yang signifikan.
Selama 25 hari pemeriksaan, tim BPK telah memotret kinerja Dinas Kesehatan, RSUD, Rumah Sakit Mitra Medika, hingga klinik swasta. Pemeriksaan melibatkan lembaga-lembaga kesehatan ini dan hasilnya dikelompokkan berdasarkan berbagai aspek, seperti kelembagaan dan kebijakan. Arianti melaporkan bahwa temuan mencakup kinerja serta adanya kekurangan pada bahan sekali pakai, obat-obatan, dan alat-alat pemeriksaan yang keterlambatannya bersumber dari Kementerian.
BPK menegaskan pentingnya sinergi antar instansi dalam memperkuat upaya pengentasan TBC. Diharapkan pemerintah daerah dari pusat maupun dari desa memberikan dorongan-dorongan untuk pemeriksaan yang lebih terperinci, pihaknya juga menekankan perlunya dukungan menyeluruh untuk memperkuat upaya penanggulangan TBC di Bondowoso.
Tulis Komentar