bondowosokab.go.id, BONDOWOSO - Bupati Bondowoso, H. Abdul Hamid Wahid, M.Ag., hari ini secara resmi meluncurkan program Klinik Pertanian di Kios Pertanian UD. Hasanah, Desa Pakuniran, Kecamatan Maesan. Inisiatif bertajuk “Satu Kecamatan Satu Klinik Pertanian” ini merupakan yang pertama di Indonesia, menandai model integrasi layanan pertanian dari hulu ke hilir yang komprehensif.
Dalam acara peluncuran, Bupati Bondowoso bersama rombongan meninjau 16 stand pertanian dan memberikan bantuan alat mesin pertanian (alsintan), benih jagung, benih padi, serta piagam penghargaan kepada para penyuluh pertanian lapangan (PPL) atas dedikasi mereka. Turut hadir dalam acara tersebut Wakil Bupati Bondowoso As'ad Yahya Safi'i S.E, Plh Ketua DPRD Andi Wijaya, para Asisten, Staf Ahli Bupati, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Kepala Dinas Pendidikan, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja, Camat Maesan, dan Camat Curahdami.
Dalam arahannya, Bupati Bondowoso menegaskan bahwa klinik pertanian adalah bentuk komitmen nyata pemerintah daerah dalam memperkuat ekosistem pertanian secara menyeluruh. Klinik ini akan berfungsi sebagai pusat edukasi, konsultasi, hingga solusi lapangan bagi para petani. Pihaknya juga menyoroti kompleksitas tantangan pertanian saat ini, seperti anomali iklim, serangan hama, dan kompetisi harga. Untuk mengatasi tantangan tersebut, Bupati menekankan perlunya pendekatan heksahelix, yang melibatkan pemerintah, akademisi, pelaku usaha, komunitas, media, dan sektor keuangan.
Kedepan, Pemerintah Kabupaten Bondowoso juga akan memperkenalkan transformasi digital disektor pertanian, memperluas akses terhadap asuransi tani, serta menjalin kemitraan strategis dengan BUMN di sektor pangan dan distribusi.
Program “Satu Kecamatan Satu Klinik Pertanian” ini akan diperluas secara bertahap ke seluruh wilayah Bondowoso. Pemerintah akan menggandeng Dinas Pertanian, DPRD, serta mitra dan formulator pertanian untuk memastikan program berjalan optimal hingga ke tingkat desa.
Sementara itu, Ketua Komisi II DPRD Bondowoso, H. Tohari, menyebut klinik pertanian sebagai inovasi strategis yang akan membangkitkan sektor pertanian dan mengatasi stagnasi regenerasi petani. Tohari menjelaskan bahwa klinik pertanian akan terhubung langsung dengan kios pupuk bersubsidi, yang menjadi titik temu utama antara petani dan PPL.
Klinik pertanian dirancang untuk interaksi langsung di sana, antara petani dan PPL. Masalah Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) bisa langsung dikoreksi, dan jika ada kendala teknis yang tidak bisa ditangani PPL, akan dibantu oleh para formulator.
Peluncuran Klinik Pertanian ini diharapkan dapat menjadi fondasi kuat bagi kemajuan sektor pertanian Bondowoso, mendukung kesejahteraan petani, dan menjadikan Bondowoso sebagai pionir dalam inovasi pertanian terintegrasi di Indonesia.
Tulis Komentar