bondowosokab.go.id, BONDOWOSO - Bupati Bondowoso, H. Abdul Hamid Wahid, M.Ag, pada hari Minggu (7/12/2025) melakukan kunjungan kerja langsung ke wilayah yang paling parah terdampak bencana angin kencang. Kunjungan berpusat di Dusun Lucu, Desa Pengarang, Kecamatan Jambesari Darussolah, sebagai titik fokus komitmen Pemerintah Kabupaten Bondowoso untuk segera merespons, memberikan bantuan, serta melakukan penanganan cepat bagi warga yang tertimpa musibah, termasuk penanganan infrastruktur yang rusak.
Kunjungan ini merupakan komitmen pemerintah daerah dalam meringankan beban masyarakat. Bupati menyampaikan optimisme bahwa penanganan dampak bencana ini dapat diatasi dengan cepat berkat kolaborasi berbagai pihak.
Kunjungan ini untuk melihat langsung kondisi masyarakat dan kerusakan yang terjadi. Melihat kerusakannya, pihaknya menegaskan bahwa berbagai unsur telah bergerak cepat di lapangan, termasuk Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI, Dinas Sosial (Dinsos), dan Palang Merah Indonesia (PMI). Kehadiran berbagai instansi ini memastikan respons darurat dapat berjalan secara terpadu.
Terkait dengan kebutuhan anggaran untuk penanganan pemulihan, Bupati menyebut bahwa penggunaan dana Belanja Tidak Terduga (BTT) akan dipertimbangkan. Namun, penggunaan dana tersebut akan dilakukan secara hati-hati, yakni setelah menunggu hasil asesmen menyeluruh terhadap total 269 rumah yang dilaporkan terdampak oleh bencana ini.
Sementara itu, Plt. Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Bondowoso, Kristianto Putro Prasojo, melaporkan data terkini terkait cakupan bencana. Angin kencang tersebut melanda dua kecamatan, yakni Jambesari Darussolah (meliputi enam desa) dan Kecamatan Pujer (meliputi tiga desa). Total rumah terdampak mencapai 269 unit. Rincian kerusakan mencakup 12 rumah yang mengalami rusak berat, 62 rumah rusak sedang, dan 62 rumah rusak ringan.
BPBD Bondowoso bersama instansi terkait telah menyalurkan bantuan primer berupa kebutuhan pokok atau sembako untuk memastikan kebutuhan pangan warga terpenuhi di masa darurat. Selain itu, untuk rumah yang mengalami kerusakan sedang dan berat, disiapkan pula bantuan sekunder seperti family kit dan kompor.
Peran dan fokus utama dari dana BTT yang sedang dipertimbangkan. BTT itu fokusnya untuk penanganan darurat, jadi bukan untuk pemulihan total. Kita fokus dulu pada respons cepat agar masyarakat bisa melakukan perbaikan awal dan kembali beraktivitas.
Menyadari besarnya kebutuhan material untuk pemulihan, khususnya stimulan seperti asbes dan kebutuhan lainnya yang memerlukan anggaran besar, BPBD juga berharap adanya dukungan tambahan dari pihak swasta. Pihaknya secara aktif mendorong badan usaha dan perbankan untuk menyalurkan CSR (Corporate Social Responsibility) mereka guna percepatan proses perbaikan rumah warga.
BPBD Bondowoso mengeluarkan imbauan serius kepada seluruh masyarakat Bondowoso. Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru), masyarakat diminta untuk meningkatkan kewaspadaan. Imbauan ini didasarkan pada prediksi cuaca ekstrem yang berpotensi terjadi hingga awal tahun mendatang.
Masyarakat diimbau untuk selalu memantau perkembangan cuaca melalui situs resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) guna mengambil langkah pencegahan yang diperlukan dan menghindari dampak buruk dari potensi bencana hidrometeorologi.
Pemerintah Kabupaten Bondowoso berkomitmen penuh untuk terus memantau situasi dan memastikan semua warga terdampak menerima bantuan serta penanganan yang dibutuhkan hingga kondisi pulih sepenuhnya.
Tulis Komentar