BONDOWOSO – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bondowoso menyambut baik atas pengajuan kerjasama oleh Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel dalam rangka membangun sinergitas untuk mendukung akselerasi pembangunan di kabupaten yang mendeklarasikan diri sebagai Republik Kopi ini, Rabu (15/9/2021), di Peringgitan Pendopo.
Namun demikian, disampaikan Bupati Salwa Arifin, pihaknya masih akan mempelajari draf yang diajukan dalam kerjasama tersebut. Meskipun, bupati kelahiran Bondowoso ini sangat antusias terhadap pengajuan kerjasama itu.
“Saya sangat merespon baik terhadap rencana ini. Tapi, masih belum rinci. Masih pelajari draf-drafnya. Tapi pada kesimpulannya, saya sangat setuju sekali,” jelasnya.
Antusias kepada pengajuan kerjasama yang dilakukan UIN Sunan Ampel itu, lanjut Bupati Salwa, dilandasi berdasar basis mereka dari pendidikan keagamaan yang sejalan dengan program Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Bondowoso.
"Kerjasama yang diajukan ini sangat nyambung dengan program Disdikbud kita, yakni, literasi Al-Qur'an. Nanti setelah disepakati poin-poinnya, pasti ditindaklanjuti dengan Memorandum of Understanding (MoU)," imbuhnya.
Sementara itu, Staf Ahli Rektor UIN Sunan Ampel Mohamad Syaiful Bahar mengatakan, pihaknya ingin turut serta memberikan kontribusi terutama dalam bentuk analisis serta pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Bondowoso.
”Kita memiliki sumber daya manusia (SDM)-nya di kampus. Dan kami lanjutkan pembahasan dengan beberapa OPD terkait,” ungkapnya.
Dirinya berkomitmen, kontribusi tersebut akan diimplementasikan dalam bentuk program pemberdayaan masyarakat hingga pemerintah desa. Selain itu, ungkapnya, penerapan pendidikan karakter para siswa di Kabupaten Bondowoso disesuaikan dengan permintaan dari Disdikbud setempat.
”Kami dari UIN Sunan Ampel bisa membuat format pendidikan karakter terbaik dengan data kondisi riil di Bondowoso,” jelas pria yang akrab disapa Mas Bahar ini.
Menurutnya, masyarakat Kabupaten Bondowoso memiliki latar budaya. Maka dari itu, pengentasan kemiskinan di kabupaten ini lebih tepat dilihat dari sudut pandang kemiskinan kultural. Artinya, tak cocok jika pengentasan kemiskinan tersebut diaplikasikan melalui perspektif kemiskinan struktural.
"Saya lihat, semua program pengentasan kemiskinan di Bondowoso itu menempatkan perspektif kemiskinan struktural. Sedangkan, masyarakatnya berlatar kepada budaya," pungkas Mas Bahar.
Untuk diketahui, berdasarkan data poin-poin pengajuan kerjasama yang disampaikan UIN Sunan Ampel, diantaranya, KKN, penelitian, pendampingan masyarakat, kerjasama program pengentasan kemiskinan, program 'desa wisata halal'. Selain itu, pendampingan wawasan Islam Washatiyah, wawasan kebangsaan bagi pelajar, pengembangan ekonomi kreatif dan pemerintahan desa berbasis komunitas dan pesantren.
Tulis Komentar